ASKEP
KEHAMILAN GANDA ( MULTIFETUS )
A.
Pengertian
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau lebih. Kehamilan ganda
dapat menghasilkan anak kembar dua kembar tiga (triplet kembar empat
(quadruplet), kembar lima (quintriplet), dan kembar enam (sextuplet). Hamil
kembar tentunya menjadi keajaiban. Butuh perlakuan ekstra terhadap tubuh ibu
dan janinnya, sejalan dengan perubahan dan kebutuhan yang jelas berbeda
dibandingkan kehamilan biasa. Mengandung bayi kembar merupakan berita besar bagi seorang ibu. Kehamilan
kembar memang tidak pernah bisa diduga, ada yang berasumsi bahwa seorang ibu
bisa memiliki bayi kembar karena keturunan, tetapi hal tersebut juga masih
belum bisa dipastikan.
B. Etiologi
·
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur,
dan paritas, sering mempengaruhi kehamilan 2 telur.
·
Faktor obat-obat induksi ovulasi : profertil, clomid,
dan hormon gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih
dari dua. Faktor tersebut dengan
mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graf atau
terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Jika telur-telur yang
diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yang kemudian
dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu.
·
Faktor keturunan.
·
Faktor yang lain belum diketahui.
C.
Patofisiologi
Kehamilan kembar dibagi 2:
1. Kehamilan
ganda dari 2 ovum ( dizigotik )
Pada kehamilan dizigotik dapat terjadi :
a. Jenis kelaminnya kebetulan sama.
b. Umumnya berbeda seperti pertumbuhan janin biasa yang berasal dari
ovum-spermatozoa yang berbeda.
Berkaitan dengan waktu terjadinya pembuahan terhadap
ovum:
·
Kembar Dizigot : terjadi konsepsi terhadap ovum pada
hubungan seksual dengan waktu yang sama terhadap 2 ovum.
·
Superfekundasi : konsepsi terjadi terhadap ovum dengan
waktu koitus yang relatif berdekatan.
·
Superfetasi : kehamilan kedua terjadi pada waktu
yang relatif jauh setelah kehamilan pertama. Syaratnya decidua kapsularis dan
decidua parietalis belum bersatu sehingga memungkinkan spermatozoa dapat
mencapai tuba dan berhasil terjadi konsepsi serta diikuti dengan implantasinya.
2. Kehamilan kembar monozigotik
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur
disebut kehamilan monozigotik atau disebut juga identik, homolog atau uni
ovuler. Kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik, mempunyai 2 amnion,
2 korion dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1. keadaan ini tidak
dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion dan
atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.
Masa
pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu:
·
0 – 72 jam
Terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik
atau rahim punya dua plasenta.
·
4 – 8 hari
Selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada
kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan,
sementara bayi satunya tidak sehingga perkembangan
bayi bisa terhambat.
·
9-12 hari
Selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih
membelah dengan baik.
·
13 hari atau
lebih
Rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga
kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya
terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya
terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keempat
pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena
bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa
diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa
membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan
dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.
D. Gejala Klinik
Gejala dan Tanda
·
Keluhan
kehamilan lebih sering terjadi dan lebih berat.
·
Tanda-tanda
yang sering terlihat :
·
Ukuran
uterus lebih besar dari kehamilan normal
·
Distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin
pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.
·
Kenaikan
berat badan ibu berlebihan.
·
Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan
kembar bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain
·
Polihidramnion.
·
Palpasi yang
meraba banyak bagian kecil janin.
·
Detak Jantung Janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar >
8 detik per menit.
E. Patogenesis
1. Kehamilan kembar Monozygotik
·
Kehamilan
kembar yang terjadi dari fertilisasi sebuah ovum dari satu sperma.
·
Biasanya
memiliki jenis kelamin sama.
·
Perkembangan
tergantung pada saat kapan terjadinya divisi preimplantasi
·
Umumnya
memiliki karakteristik fisik sama ( bayangan cermin) ; namun dengan sidik jari
yang berbeda.
2. Kehamilan kembar Dizygotik
·
Kehamilan
kembar yang berasal dari dua buah ovum dan dua sperma.
·
Kehamilan
kembar dizyogitic dapat memiliki jenis sex berbeda atau sama.
·
Faktor yang
mempengaruhi terjadinya kembar dizygotic :
·
Ras
·
Cenderung
berulang.
·
Menurun
dalam keluarga (terutama keluarga ibu).
·
Usia (sering
terjadi pada usia 35 – 45 tahun).
·
Ukuran tubuh
ibu besar sering mempunyai anak kembar.
·
Golongan
darah O dan A sering mempunyai anak kembar.
·
Sering
terjadi pada kasus yang segera hamil setelah menghentikan oral kontrasepsi.
·
Penggunaan
klomifen sitrat meningkatkan kejadian kehamilan kembar monozygotic sebesar 5 –
10% .
3. Bentuk kehamilan kembar lain
·
Fertilisasi
2 ovum yang berasal dari 1 oosit dengan 2 sperma.
·
Fertilisasi
satu ovum dengan 2 sperma pada dua kejadian coitus yang berbeda (superfecundasi)
·
Superfetation
adalah fertilisasi 2 ovum yang dilepaskan pada dua haid yang berbeda (tidak
mungkin terjadi pada manusia) oleh karena corpus luteum pada proses kehamilan
sebelumnya akan menekan terjadinya proses ovulasi pada siklus bulan berikutnya.
F. Faktor-Faktor
Terkait
1. Anemia gravidarum sering terjadi .
2. Gangguan
pada sistem respirasi dimana “Respiratory tidal volume” meningkat tapi pasien
lebih bebas bernafas oleh
karena kadar progesteron yang tinggi.
3. Kista lutein dan asites sering terjadi oleh karena tingginya hCG.
4. Perubahan kehamilan lebih menyolok pada sistem kardiovaskular,
sistem respirasi, system
Gastrointestinal , ginjal dan
sistem muskuloskeletal.
5. Termasuk kehamilan resiko tinggi oleh karena
meningkatnya kejadian :
·
Anemia
gravidarum
·
Infeksi
traktus urinariums
·
Preeklampsia
–eklampsia
·
Perdarahan
sebelum-selama dan sesudah persalinan
·
Kejadian
plasenta previa
Lima faktor
yang bisa mempengaruhi hamil kembar di luar keturunan yaitu:
Ø Usia ibu saat mengandung.
Peluang hamil kembar berhubungan dengan usia, dan puncaknya pada usia 35
dan 39 tahun. Karena perempuan berusia di atas 35 tahun menghasilkan follicle
stimulating hormone (FSH) yang lebih banyak dibandingkan dengan usia muda, dan
perempuan dengan FSH tinggi bisa melepaskan lebih dari satu sel telur dalam
sebuah siklus.Namun kehamilan di usia ini juga meningkatkan risiko komplikasi
seperti preeklamsia (tekanan darah tinggi), terutama jika kehamilan tersebut
adalah yang pertama.
Ø Tinggi dan berat badan ibu
Perempuan yang memiliki tubuh tinggi dan agak gemuk cenderung lebih sering
memiliki kehamilan kembar. Hal ini kemungkinan karena ukuran tubuhnya memadai
untuk pertumbuhan lebih dari satu bayi.
Ø Ras
Kehamilan kembar lebih umum terjadi pada orang yang memiliki ras Afrika Amerika dan lebih sedikit terjadi pada ras Hispanik dan Asia.
Kehamilan kembar lebih umum terjadi pada orang yang memiliki ras Afrika Amerika dan lebih sedikit terjadi pada ras Hispanik dan Asia.
Ø Pengaruh dari kehamilan sebelumnya
Perempuan yang pernah hamil sebelumnya, setidaknya sudah memiliki satu anak
cenderung lebih mudah untuk memiliki anak kembar dibandingkan perempuan yang
baru pertama kali hamil.Karena biasanya rahim sudah agak merenggang dan tubuh
perempuan cenderung lebih mudah menyesuaikan diri dengan kebutuhan tambahan
dari anak kembar.
Ø Makanan yang dikonsumsi.
Konsumsi kentang manis atau ubi-ubian yang berisi zat kimia tertentu dapat
menginduksi hiperovulasi (ovulasi yang banyak). Selain itu sebuah studi
menunjukkan perempuan yang teratur mengonsumsi susu bisa memberikan pengaruh
terhadap kehamilan kembar.
G. Letak dan presentasi janin
Pada hamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi
dan posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah
janin pertama lahir, misalnya dari letak lintang berubah jadi letak sungsang
atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi
yang paling sering dijumpai adalah :
1. Kedua janin dalam letak
membujur, presentasi kepala ; (44-47 %).
2. Letak membujur, presentasi
kepala bokong (37-38 %).
3. Keduanya presentasi bokong
(8-10 %).
4. Letak lintang dan presentasi
kepala (5-5,3 %).
5. Letak lintang dan presentasi
bokong (1,5-2 %).
6. Keduanya letak lintang
(0,2-0,6 %).
7. Letak dan presentasi 69
adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi kunci-mengunci
(interlocking).
H. Komplikasi
IBU
|
BAYI
|
Anemia
|
Hidramnion
|
Hipertensi
|
Malpresentasi
|
Partus
premeturus
|
Plasenta previa
|
Atonia
uteri
|
Solusio plasenta
|
Perdarahan
pasca persalinan
|
Ketuban pecah dini
|
Pertumbuhan janin terhambat
|
I.
PEMERIKSAAN KLINIS
- Temuan Laboratorium
Sebagian besar kehamilan kembar
terdeteksi atas dasar pemeriksaaan MSAFP dan atau ultrasonografi. Kadar
Hematokrit dan Hemoglobin menurun, Anemia maternal : hipokromik normositik dan
Kemungkinan terjadi gangguan pada pemeriksaan OGTT-oral glucosa tolerance test.
2.
Pemeriksaan ultrasonografi
Pemeriksaan
ultrasonografi pada kehamilan kembar harus dikerjakan. Pada kehamilan kembar
dichorionic : jenis kelamin berbeda, plasenta terpisah dengan dinding pemisah
yang tebal (> 2mm) atau “twin peak sign” dimana membran melekat pada dua
buah plasenta yang menjadi satu.Pada kehamilan monochorionik tidak terlihat
gambaran diatas.
Ø
Presentasi vertex-vertex = 50% kasus kehamilan kembar
Ø
Presentasi vertex-bokong = 33% kasus kehamilan kembar
Ø
Presentasi bokong-bokong = 10% kasus kehamilan kembar
J.
Penatalaksanaan
Medis
Penanganan dalam
Kehamilan
Pemeriksaan Antenatal lebih
sering. Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, sesudah
kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-tanda preeklampsi dapat
diketahui secara dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan
segera.Setelah kehamilan 30 minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya
dialarang karena dapat merupakan faktor predisposisi partus prematurus.Anemia
hipokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan besi 2
bayi dan penambahan volume darah ibu sangat meningkat. Pemberian sulfas
ferosus 3×100 mg secara rutin perlu dilakukan. Selain zat besi dianjurkan untuk
memeberikan asam folik sebagai tambahan.
Penatalaksanaan Persalinan
Posisi janin pertama harus ditentukan saat masuk
kamar bersalin.
Bila janin pertama letak lintang atau letak sungsang maka persalinan
diakhiri dengan SC
Bila janin pertama letak kepala, dapat
dipertimbangkan persalinan pervaginam.
Bila janin pertama letak sungsang dan janin letak
kepala, dikhawatirkan terjadi interlocking
sehingga persalinan anak
pertama mengalami “after coming head”
Setelah janin pertama lahir, biasanya kontraksi uterus
menghilang atau berkurang sehingga
tidak jarang bahwa kontraksi
uterus perlu diperkuat dengan pemberian oksitosin infuse setelah
dipastikan anak ke II dapat
lahir pervaginam.
K. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Adapun
diagnosa keperawatan yang muncul pada kehamilan gemeli yaitu:
Ø Risiko
terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya resiko
perdarahan
Ø Kecemasan
berhubungan dengan perubahan status kesehatan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesis
Perut lebih buncit dari
semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan. Gerakan janin lebih banyak
dirasakan ibu hamil.Uterus terasa lebih cepat membesar. Pernah hamil kembar
atau ada riwayat keturunan kembar. Apakah telah mendapat pengobatan
infertilitas.
2. Inspeksi dan
palpasi :
Pada pemeriksaan pertama
dan ulangan ada kesan uterus lebih besar dan lebih cepat tumbuhnya dari biasa.
Gerakan – gerakan janin terasa lebih sering . Bagian – bagian kecil terasa
lebih banyak. Teraba ada 3 bagian besar janin. Teraba ada 2 balotement
3. Auskultasi :
Terdengar 2 denyut
jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan
sedikitnya 10 denyut per menit atau bila dihitung bersamaan terdapata selisih
10.
4. Rotgen foto
abdomen:
Tampak gambaran 2 Janin.
5. Ultrasografi :
Bila tampak 2 janin atau
2 jantung yang berdenyut yang telah dapat ditentukan pada triwulan I atau pada
kehamilan 10 minggu.
6.
Elektrokardiogramn total :
Terdapat gambaran 2 EKG yang berbeda dari
kedua janin.
7. Reaksi kehamilan :
Karena pada hamil kembar
pada umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka produksi HCG akan tinggi,
jadi titrasi reaksi kehamilan bisa positif, kadang – kadang sampai 1/200. Hal
ini dapat dikacaukan dengan mola hidatidosa. Kadangkala diagnose baru diketahui
setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar, ternyata masih ada janin satu
lamgi dalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion
dan toksemia gravidarum.
8. Pemeriksaan klinik gejala-gejala dan tanda-tanda :
Adanya cairan amnion
yang berlebihan dan renggangan dinding perut menyebabkan diagnosis dengan
palpasi menjadi sukar. Lebih kurang 50 % diagnosis kehamilan ganda dibuat
secara tepat jika berat satu janin kurang dari 2500 gram, dan 75 % jika berat
badan satu janin lebih dari 2500 gram. Untuk menghindari kesalahan diagnosis,
kehamilan ganda perlu dipikirkan bila dalam pemeriksaan ditemukan hal-hal berikut;
besarnya uterus melebihi lamanya amenorea, uterus tumbuh lebih cepat dari
kehamilan normal, banyak bagian kecil teraba, teraba tiga bagian besar, dan
teraba dua balotemen, serta terdengar 2 DJJ dengan perbedaan 10 atau lebih.
B. diagnosa
1. Risiko terjadinya gangguan
perfusi jaringan berhubungan dengan adanya resiko perdarahan
Tujuan : Klien akan menunjukkan gangguan perfusi jaringan perifer tidak terjadi
Kriteria Hasil :
Tujuan : Klien akan menunjukkan gangguan perfusi jaringan perifer tidak terjadi
Kriteria Hasil :
Ø Hb
dalam batasü normal (12-14 g%)
Ø Turgor
kulit baik
Ø Vital
sign dalam batasü normal
Ø Tidak
ada mual muntah
Intervensi
Ø Awasi
tanda-tanda vital, kaji warna kulit/membran mukosa, dasar kuku
Rasional :
Ø Memberikan
informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan
membantu
menentukan intervensi selanjutnya
Ø Selidiki
perubahan tingkat kesadaran, keluhan pusing dan sakit kepala
Rasional :
Ø Perubahan
dapat menunjukkan ketidak adekuatan perfusi serebral sebagai akibat tekanan
darah arterial.
Ø Kaji
kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat, pegisian kapiler lambat dan nadi
perifer lemah
Rasional :
Ø Vasokonstriksi
adalah respon simpatis terhadap penurunan volume sirkulasi dan dapat terjadi
sebagai efek samping vasopressin.
Ø Berikan
cairan intravena, produk darah
Rasional :
Ø Menggantikan
kehilangan daran, mempertahankan volume sirkulasi.
Ø Penatalaksanaan
pemberian obat antikoagulan tranexid 500 mg 3×1 tablet
Rasional
:
Ø Obat
anti kagulan berfungsi mempercepat terjadinya pembekuan darah / mengurangi
perarahan
3.
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan
: Klien akan menunjukkan kecemasan berkurang/hilang
Kriteria
Hasil
:
Ø Ekspresi
wajah tenang
Ø Klien
tidak sering bertanya tentang penyakitnya
Intervensi :
Ø Kaji
tingkat kecemasan klien
Rasional
:
Ø
Mengetahui sejauh mana kecemasan tersebut
mengganggu klien
Ø
Beri kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaannya
Rasional :
Ø
Ungkapan perasaan dapat memberikan rasa lega
sehingga mengurangi kecemasan
Ø
Mendengarkan keluhan klien dengan empati
Rasional :
Ø
Dengan mendengarkan keluahan klien secara empati
maka klien akan merasa diperhatikan
Ø
Jelaskan pada klien tentang proses penyakit dan
terapi yang diberikan
Rasional
:
Ø
menambah pengetahuan klien sehingga klien tahu
dan mengerti tentang penyakitnya
Ø
Beri dorongan spiritual/support
Rasional :
Ø
Menciptakan ketenangan batin sehingga kecemasan
dapat berkurang
EVALUASI
1.
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
S : klien menyatakan kesadaran
perasaan ansietas dan cara sehat menerimanya
O : menunjukkan sikap rileks
A : ansietas teratasi
P : RT dihentikan
2.
Risiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan
dengan adanya perdarahan
S : -
O : perfusi adekuat, nadi
perifer kuat, TTV normal, pasien sadar
A : tidak terjadi gangguan
perfusi jaringan
P : RT dihentikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar