Selasa, 20 November 2012

Hubungan Antara Kecemaan dan Depresi Dengan Kesembuhan Pasien Luka Diabetes Militus Pasien Klinik Luka Kitamura Pontianak”.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang
Indonesia sehat merupakan visi yang ingin dicapai oleh seluruh masyarakat Indonesia agar taraf kesehatan bangsa ini pun meningkat. Namun, tak dapat dipungkiri, Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang mengalami berbagai masalah kesehatan.
Penyebab kematian di Indonesia, dahulu disebabkan oleh penyakit infeksi, maka dewasa ini penyebab kematiannya didominasi oleh penyakit degeneratif, diantaranya adalah Diabetes Mellitus (DM) (Shahab, 2006 dalam Afiah, 2010).
Kecemasan dan depresi memang faktor-faktor yang dapat membuat seseorang menjadi rentan dan lemah, bukan hanya secara mental tetapi juga fisik.
Penelitian terbaru membuktikan kecemasan, depresi dan gangguan tidur malam hari adalah faktor pemicu terjadinya penyakit diabetes khususnya di kalangan pria. (Amidah, 2002 dalam afiah, 2010).
Sering kali penderita DM dikaitkan dengan luka yang terjadi di ekstrimitas bawah seperti terjadi di kaki yang tidak kunjung sembuh atau mengalami kesembuhan yang lama. Pada kondisi inilah yang menyebabkan penderita luka DM mengalami kecemasan dan depresi pada dirinya.
Penderita diabetes sering kali menglami kecemasa terhadap penyakit yang dideritanya, seperti cemas dalam mengatur pola makan dan kegiatan yang harus dilakukan, penderita DM mengalami banyak perubahan dalam hidupnya, mulai dari pengaturan pola makan, olah raga, kontrol gula darah, dan lain-lain yang harus dilakukan sepanjang hidupnya. (Shahab, 2006 dalam afiah, 2010).

Perubahan dalam hidup yang mendadak membuat penderita DM menunjukan beberapa reaksi psikologis yang negatif diantaranya adalah marah, merasa tidak berguna, kecemasan yang meningkat dan depresi. Selain perubahan tersebut jika penderita DM telah mengalami komplikasi maka akan menambah kecemasan pada penderita karena dengan adanya komplikasi akan membuat penderita mengeluarkan lebih banyak biaya, pandangan negatif tentang masa depan,dan lain-lain. (Shahab, 2006 dalam afiah, 2010).

Diabetes telah dikaitkan dengan peningkatan resiko tertentu gangguan kejiwaan, khususnya depresi dan gangguan kecemasan. Pasien yang memiliki diabetes dan gangguan kejiwaan berada pada peningkatan resiko miskin manajemen dan pengobatan hasil yang tanpa gangguan kejiwaan. Depresi telah terkait dengan hiperglikemia dan peningkatan risiko untuk komplikasi diabetes dan mungkin saja dapat mempengaruhi kesembuhan luka diabetes yang diderita. Pasien diabetes dengan depresi juga kurang mungkin untuk mematuhi perawatan medis. (Sulaiman et al, 2010).

Hasil metaanalisis dari 39 studi, ditemukan bahwa pasien dengan baik tipe I atau tipe II diabetes mengalami dua kali kemungkinan mengalami depresi (11 % dan 31 % untuk depresi berat dan depresi tinggi gejala masing- masing). (Anderson et al, 2010)
Sebuah penelitian terhadap pasien diabetes perawat primer di Al- Ain, Uni Emirat Arab pada tahun 2010, penulis menemukan bahwa 33, 8 % dari pasien diabetes memiliki kejiwaan co-morbiditas. Semua kasus kejiwaan diidentefikasi sebagai ringan atau sedang dalam keparahan. Depresi adalah gangguan yang paling umum ( 16,9 % pasien diabetes ) ini diikuti oleh campuran kecemasan dan depresi gangguan ( 9,9 % ) dan umum gangguan kecemasan ( 7,0%).
Pasien luka diabetes yang mengalami kecemasan dan depresi kemungkinan sulit untuk cepat dalam penyembuhan bahkan mungkin tidak akan mengalami kesembuhan, karena kecemasan dan depresi yang dialami oleh penderita luka DM akan membuat mereka panik dan memperburuk syaraf dan kinerja anti body mereka, sehingga anti body mengalami penurunan dan tidak dapat melawan bakteri yang masuk melalui luka, kecemasan dan depresi juga membuat mereka sulit untuk mengntrol pola makan, pola tidur dan mengalami gangguan untuk merawat luka secara mandri.
Seseorang didiagnosis menderita DM maka respon emosional yang biasanya muncul yaitu penolakan, kecemasan dan depresi, tidak jauh berbeda dengan penyakit kronis lain (Taylor, 1995, dalam Afiah, 2010).
Masalah yang telah dipaparkan di atas maka peneliti ingin sekali untuk meneliti masalah yang telah diungkapkan tentang “Hubungan Antara Kecemaan dan Depresi Dengan Kesembuhan Pasien Luka Diabetes Militus Pasien Klinik Luka Kitamura Pontianak”.

                                                                                         


1.2.        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti diuraikan di atas, maka diajukan perumusan masalah penelitian ini, yaitu:
1.2.1.   Adakah hubungan antara kecemaan dan depresi dengan kesembuhan luka Diabetes Militus ( DM ) Di Klinik Luka Kitamura.

1.3.        Tujuan Penelitian
1.3.1.   Tujuan Umum
Mengetahui ada tidaknya hubungan kecemasan dan depresi terhadap kesembuhan luka pada pasien luka DM di Klinik Luka Kitamura.
1.3.2.   Tujuan Khusus
1.3.2.1.        Mengidentifikasi tingkat depresi pada pasien luka Diabetik.
1.3.2.2.        Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada pasien luka diabetik.
1.3.2.3.        Mengidentifikasi hubungan kecemasan dan depresi terhadap kesembuhan luka Diabetik.

1.4.       Manfaat Penelitian
1.4.1.   Manfaat Bagi Pendidik
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan faktor kesembuhan luka DM yang dipengaruhi oleh faktor psikis yaitu kecemasan dan depresi.
1.4.2.   Manfaat Bagi Pembaca
Untuk mengetahui hubungan kecemasan dan dapresi terhadap kesembuhan luka DM.
1.4.3.   Manfaat Bagi Peneliti
Untuk meneliti dan menemukan hal baru dalam faktor yang dapat mempengaruhi kesembuhan luka DM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar