BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Indonesia
sehat merupakan visi yang ingin dicapai oleh seluruh masyarakat Indonesia agar
taraf kesehatan bangsa ini pun meningkat. Namun, tak dapat dipungkiri,
Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang mengalami berbagai masalah
kesehatan.
Penyebab
kematian di Indonesia, dahulu disebabkan oleh penyakit infeksi, maka dewasa ini
penyebab kematiannya didominasi oleh penyakit degeneratif, diantaranya adalah
Diabetes Mellitus (DM) (Shahab, 2006 dalam Afiah, 2010).
Kecemasan
dan depresi memang faktor-faktor yang dapat membuat seseorang menjadi rentan
dan lemah, bukan hanya secara mental tetapi juga fisik.
Penelitian
terbaru membuktikan kecemasan, depresi dan gangguan tidur malam hari adalah
faktor pemicu terjadinya penyakit diabetes khususnya di kalangan pria. (Amidah,
2002 dalam afiah, 2010).
Sering
kali penderita DM dikaitkan dengan luka yang terjadi di ekstrimitas bawah
seperti terjadi di kaki yang tidak kunjung sembuh atau mengalami kesembuhan
yang lama. Pada kondisi inilah yang menyebabkan penderita luka DM mengalami
kecemasan dan depresi pada dirinya.
Penderita diabetes
sering kali menglami kecemasa terhadap penyakit yang dideritanya, seperti cemas
dalam mengatur pola makan dan kegiatan yang harus dilakukan, penderita DM
mengalami banyak perubahan dalam hidupnya, mulai dari pengaturan pola makan,
olah raga, kontrol gula darah, dan lain-lain yang harus dilakukan sepanjang
hidupnya. (Shahab, 2006 dalam afiah, 2010).
Perubahan dalam hidup
yang mendadak membuat penderita DM menunjukan beberapa reaksi psikologis yang
negatif diantaranya adalah marah, merasa tidak berguna, kecemasan yang
meningkat dan depresi. Selain perubahan tersebut jika penderita DM telah
mengalami komplikasi maka akan menambah kecemasan pada penderita karena dengan
adanya komplikasi akan membuat penderita mengeluarkan lebih banyak biaya,
pandangan negatif tentang masa depan,dan lain-lain. (Shahab, 2006 dalam afiah,
2010).
Diabetes telah
dikaitkan dengan peningkatan resiko tertentu gangguan kejiwaan, khususnya depresi
dan gangguan kecemasan. Pasien yang memiliki diabetes dan gangguan kejiwaan
berada pada peningkatan resiko miskin manajemen dan pengobatan hasil yang tanpa
gangguan kejiwaan. Depresi telah terkait dengan hiperglikemia dan peningkatan
risiko untuk komplikasi diabetes dan mungkin saja dapat mempengaruhi kesembuhan
luka diabetes yang diderita. Pasien diabetes dengan depresi juga kurang mungkin
untuk mematuhi perawatan medis. (Sulaiman et al, 2010).
Hasil
metaanalisis dari 39 studi, ditemukan bahwa pasien dengan baik tipe I atau tipe
II diabetes mengalami dua kali kemungkinan mengalami depresi (11 % dan 31 %
untuk depresi berat dan depresi tinggi gejala masing- masing). (Anderson et al,
2010)
Sebuah penelitian terhadap pasien diabetes perawat
primer di Al- Ain, Uni Emirat Arab pada tahun 2010, penulis menemukan bahwa 33,
8 % dari pasien diabetes memiliki kejiwaan co-morbiditas. Semua kasus kejiwaan
diidentefikasi sebagai ringan atau sedang dalam keparahan. Depresi adalah
gangguan yang paling umum ( 16,9 % pasien diabetes ) ini diikuti oleh campuran
kecemasan dan depresi gangguan ( 9,9 % ) dan umum gangguan kecemasan ( 7,0%).
Pasien luka diabetes yang mengalami kecemasan dan depresi
kemungkinan sulit untuk cepat dalam penyembuhan bahkan mungkin tidak akan
mengalami kesembuhan, karena kecemasan dan depresi yang dialami oleh penderita
luka DM akan membuat mereka panik dan memperburuk syaraf dan kinerja anti body
mereka, sehingga anti body mengalami penurunan dan tidak dapat melawan bakteri
yang masuk melalui luka, kecemasan dan depresi juga membuat mereka sulit untuk
mengntrol pola makan, pola tidur dan mengalami gangguan untuk merawat luka
secara mandri.
Seseorang didiagnosis menderita DM maka respon
emosional yang biasanya muncul yaitu penolakan, kecemasan dan depresi, tidak
jauh berbeda dengan penyakit kronis lain (Taylor, 1995,
dalam Afiah, 2010).
Masalah yang telah dipaparkan di atas maka peneliti ingin sekali
untuk meneliti masalah yang telah diungkapkan tentang “Hubungan
Antara Kecemaan dan Depresi Dengan Kesembuhan Pasien Luka Diabetes Militus Pasien
Klinik Luka Kitamura Pontianak”.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah seperti diuraikan di atas, maka diajukan perumusan
masalah penelitian ini, yaitu:
1.2.1. Adakah
hubungan antara kecemaan dan depresi dengan kesembuhan luka Diabetes Militus (
DM ) Di Klinik Luka Kitamura.
1.3.
Tujuan
Penelitian
1.3.1. Tujuan
Umum
Mengetahui ada tidaknya
hubungan kecemasan dan depresi terhadap kesembuhan luka pada pasien luka DM di Klinik
Luka Kitamura.
1.3.2. Tujuan
Khusus
1.3.2.1.
Mengidentifikasi tingkat depresi pada pasien
luka Diabetik.
1.3.2.2.
Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada
pasien luka diabetik.
1.3.2.3.
Mengidentifikasi hubungan kecemasan dan depresi
terhadap kesembuhan luka Diabetik.
1.4.
Manfaat
Penelitian
1.4.1. Manfaat
Bagi Pendidik
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan faktor kesembuhan luka DM yang dipengaruhi oleh faktor
psikis yaitu kecemasan dan depresi.
1.4.2. Manfaat
Bagi Pembaca
Untuk mengetahui hubungan
kecemasan dan dapresi terhadap kesembuhan luka DM.
1.4.3. Manfaat
Bagi Peneliti
Untuk meneliti dan menemukan
hal baru dalam faktor yang dapat mempengaruhi kesembuhan luka DM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar