Senin, 19 November 2012

CEDERA PELVIS




Perhatian
·         Kesulitan yang paling banyak terjadi dalam manajemen trauma pelvic meliputi:
1.      Kegagalan mempertimbangakan fraktur pelvic pada penderita dengan trauma multisistem.
2.      kegagalan untuk memberikan resusitasi yang adekuat
3.      kegagalan untuk mengenali trauma lain yang terkait.
·         Terdapat kehilangan darah yang sangat banyak pada fraktur pelvic terbuka (berkebalikan dengan yang tertutup) karena efek tamponade peritoneum hilang.
·         Wanita tua sering menderita fraktur pelvic dengan trauma jatuh yang minimal karena adanya osteoporosis.
·         Mekanisme trauma:
1.      Simple falls, avulsi dari attachment muscular.
2.      hantaman/pukulan secara langsung
3.      jatuh dari ketinggian, kecelakaan sepeda motor, tabrakan mobil berkecepatan tinggi
·         Trauma lain yang terkait : mortalitas dan morbiditas yang terjadi pada fraktur pelvis kebanyakan terkait dengan trauma lain yang mempengaruhi pembuluh darah, nervus, genitourinary, dan traktus gastrointestinal bagian distal.
·         Penyebab kematian: perdarahan yang tidak terkontrol


Penatalaksanaan
  • ABC merupakan manajemen yang utama
  • Koreksi hipovolemia : paling tidak 2 jalur IV ukuran besar terpasang
  • Kirim darah untuk FBC, urea/elektrolit/kreatinin, profil koagulasi, dan rapid matched blood.siapkan 4-6 unit darah
  • Lakukan pemeriksaan Fisik :
1.      Pembengkakan area suprapubik atau groin area.
2.      ekimosis pada genitalia eksterna, paha bagian medial dan area flank.
3.      darah dari urethra.
4.      abrasi, kontusio dari tulang yang menonjol
5.      step-off, instabilitas
6.      krepitus pada palpasi bimanual iliac wing
catatan : (1) jangan mencoba untuk melakukan test goyang pelvis untuk menentukan stabilitas karena hal ini tidak reliable, tidak diperlukan dan dapat menyebabkan perdarahan tambahan. (2) laserasi perineum, groin atau buttock setelah trauma mengindikasikan adanya fraktur pelvic terbuka kecuali terbukti bukan. (3) pemeriksaan neurology harus dilakukan dimana injury pleksus sakralis dapat terjadi.



·         Injury lain yang terkait :
1.      inspeksi perineum untuk mencari luka terbuka
2.      lakukan pemeriksaan rectum untuk menentukan posisi prostate, merasakan spikula tulang dan mencari adanya darah.
3.      lakukan pemeriksaan vagina untuk mencari luka terbuka.
4.      jika ada bukti injury uretra, misalnya darah pada meatus, memar pada skrotum atau prostate letak tinggi, hati-hati pada fraktur pelvic yang dapat tidak stabil.
·         Jangan masukkan kateter. Konsulkan pada urologist untuk kemungkinan pemasangan kateter suprapubik.
·         Lakukan X ray pelvic untuk mencari kerusakan dan asimetri dari simphisis pubis.
·         Berikan analgesik yang adekuat.
·         Mulai pemberian antibiotik pada kasus fraktur terbuka.
·         Gunakan Sandbags untuk mensupport fraktur pelvic yang tidak stabil.
·         Rujuk ke orthopaedics untuk mengurangi dan meng-imobilisasi fraktur dengan C-clamp external fixator.
·         Jika control perdarahan gagal, pertimbangkan angiografi dan embolisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar